Puasa Arafah dan Idul Adha Ikut Indonesia atau Arab Saudi? Ini Penjelasan Buya Yahya

7 Juli 2022, 11:35 WIB
APAKAH puasa Arafah mengikuti penentuan tanggal di Arab Saudi atau di Indonesia? Simak penjelasan Buya Yahya. /Foto dok.: Tangkap layar YouTube Al-Bahjah TV

 

PORTAL SULUT - Pendakwah Buya Yahya menyikapi tentang perbedaan puasa Arafah dan Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah menggelar sidang isbat penetapan1 Dzulhijjah 1443 H dan hari raya Idul Adha pada 29 Juni lalu.

Hasilnya, Hari Raya Idul Adha di Indonesia jatuh pada hari Minggu 10 Juli 2022, sedangkan di Arab Saudi jatuh pada tanggal 9 Juli 2022.

Baca Juga: Bila Ada Masjid yang Seperti Ini, Hari Kiamat Sudah Tidak Lama Lagi Kata Gus Baha!

Terdapat perbedaan Hari Raya Idul Adha dan puasa Arafah di Indonesia dan Arab Saudi.

Lantas, apakah puasa Arafah dan Idul Adha ikut Pemerintah Indonesia atau Arab Saudi?

Berikut ini penjelasan Buya Yahya dilansir portalsulut.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah 21 Agustus 2018.

Menurut Buya Yahya perbedaan itu terjadi karena penetapan tanggal.

Buya Yahya mengatakan penetapan Ramadhan atau Idul Adha adalah dengan hilal (melihat rembulan).

Buya Yahya mengatakan dalam penetapan hilal Idul Adha ini terjadi perbedaan para ulama.

"Mazhab Maliki mengatakan jika tanggal 1 ada di sebuah tempat, maka yang lainnya boleh menyerahkan ke tanggal 1 itu," kata Buya Yahya.

Jadi kata Buaya Yahya tidak ada perbedaan matlah atau perbedaan tanggal.

Baca Juga: Ingin Derajat Diangkat? Beri Makan Hewan Ini di Pagi Hari Kata Syekh Ali Jaber

"Misalnya di Indonesia sudah melihat hilal, maka seluruh dunia boleh mengikuti, ini pemdapat mazhab Imam Maliki," ujar Buya Yahya.

Sementara menurut pendapat Mazhab Imam Syafi'i, ada perbedaan matlah kata Buya Yahya.

Jika setiap wilayah terjadi kemunculan hilal yang berbeda, maka penentuan tanggal 1 juga berbeda tergantung kapan hilal itu muncul.

"Jadi dalam mazhab Imam Syafi'i sangat mungkin terjadi perbedaan antara tanggal 1 di Indonesia, tanggal 1 di India, dan tanggal 1 di Arab Saudi," jelas Buya Yahya.

Lantas, apakah puasa Arafah mengikuti Arab Saudi atau Indonesia?

Diketahui puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Buya Yahya mengatakan terjadi 2 pendapat tentang waktu puasa Arafah.

Menurut Buya Yahya tidak ada yang salah dengan kedua perbedaan tersebut.
"Kalau seandainya di sini, di Indonesia mau ikut Arab Saudi juga benar menurut madzhab Imam Malik, tidak salah," tutur Buya Yahya.

Artinya apa? hari ini puasa Arafah, besok menyembelih kurban bersama Arab Saudi, sah secara fikih.

Baca Juga: Jangan Asal Mendirikan Sholat Dhuha, Perhatikan Waktunya Kata Syekh Ali Jaber

"Jangan ada yang mengatakan ini salah," tegas Buya Yahya.

"Kalau ternyata kita mengikuti mazhab Imam Syafi'i (beda 1 hari dengan Arab Saudi) berarti mundur sehari," ujar Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya secara fikih Anda boleh pilih karena dua-duanya pendapat ulama.

Puasa Arafah ikut Arab Saudi boleh, atau ikut Indonesia juga boleh.

Namun agar tidak ada perdebatan, Buya Yahya menyarankan untuk menyerahkan masalah penentuan ini kepada hakim.

"Jika pemerintah memutuskan besok lebaran Idul Adha kita harus ikut, biarpun berbeda dengan madzhab kita," terang Buya Yahya.

Hal ini dikarenakan kita harus adil dengan pemerintah.

"Kalau sudah pemerintah Indonesia mengambil sebuah keputusan, maka akan hilang perbedaan tersebut," kata Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya jika seandainya pemerintah Indonesia menyamakan Idul Adha dengan Arab Saudi maka kita ikut karena ini adalah Mazhan Imam Maliki.

Baca Juga: Amalan Ini Punya Faedah yang Luar Biasa, Mbah Moen: Kerjakan di Malam Hari Raya Idul Adha

"Kalau pemerintah Indonesia membuat keputusan yang berbeda dengan Arab Saudi, maka itu adalah benar menurut mazhab Imam Syafi'i," terang Buya Yahya.

Itulah penjelasan Buya Yahya terkait pelaksanaan puasa Arafah dan perayaan Idul Adha. ***

Editor: Adisumirta

Tags

Terkini

Terpopuler