Benarkah 10 Hari Pertama Dzulhijjah Lebih Baik dari 10 Hari Terakhir Ramadhan? Begini Penjelasan Buya Yahya

2 Juli 2022, 06:28 WIB
Buya Yahya /Foto dok.: Tangkapan layar YouTube.com/Al-Bahjah TV

PORTAL SULUT – Dalam sebuah kesempatan, Buya Yahya menjelaskan mengenai keistimewaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Menurut Buya Yahya, 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah merupakan hari yang istimewa.

Bahkan, keistimewaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini dibandingkan dengan 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Baca Juga: Penuhi 2 Syarat Ini, Dijamin Sukses di Dunia Maupun Akhirat Ujar Buya Yahya

Tentu perbandingan ini bukan main-main, mengingat Ramadhan juga adalah bulan istimewa dalam Islam.

Lantas, apakah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah lebih baik dari 10 hari terakhir bulan Ramadhan?

Untuk lebih lengkapnya, silakan mengikuti penjelasan Buya Yahya berikut ini.

Buya Yahya mengatakan hadits mengenai keistimewaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

“Disebutkan dalam hadits shahih, Imam Bukhari menyebutkan bahwa nabi pernah menyebutkan tidak ada hari-hari untuk berbuat kebaikan yang lebih Allah senangi melebihi dari 10 awal Dzulhijjah,” ungkap Buya Yahya dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Sabtu, 2 Juli 2022.

“Jadi, kalau ingin beramal baik yang sangat disenangi oleh Allah, ya 10 awal Dzulhijjah,” tambahnya.

Lalu, manakah yang lebih istimewa antara 10 hari pertama Dzulhijjah dengan 10 hari terakhir Ramadhan?

“Mana lebih baik antara 10 akhir Ramadhan dan 10 awal Dzulhijjah? Bayangkan, perbandingannya bukan dengan hari-hari biasa,” ujar Buya Yahya.

“Kita kalau di 10 akhir Ramadhan terus beribadah karena kita ngerti kemuliaan 10 akhir Ramadhan,” tambahnya.

“Tapi, kita lupa nabi pernah menyebutkan tidak ada hari-hari yang lebih bagus daripada 10 awal Dzulhijjah,” imbuhnya.

Oleh karena itu, ada sebagian yang menyebut bahwa 10 hari pertama Dzulhijjah lebih istimewa.

“Sehingga, sebagian mengatakan 10 awal Dzulhijjah ini lebih bagus daripada 10 awal Ramadhan,” ungkapnya.

Namun, kemudian ada ulama yang membedakan antara Dzulhijjah dan Ramadhan.

“Cuma di sana ada ulama yang membedakan. Bicara tentang hari, bicara tentang malam,” terangnya.

“Kalau malam-malam terbaik adalah malam 10 akhir Ramadhan. Kalau hari-hari terbaik adalah hari 10 awal Dzulhijjah,” jelasnya.

Baca Juga: Gus Baha Ungkap Kalimat Penghapus Dosa 70 Tahun Lamanya, Hanya Dibaca Sekali

“Artinya, dua-duanya adalah hebat. Perbedaannya antara siang dan malam,” ucap Buya Yahya.

Lebih dari itu, Buya Yahya juga mengatakan, amalan sepanjang tahun tersimpulkan di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

“Dan, di 10 awal Dzulhijjah ini memang semua amalan yang ada sepanjang tahun tersimpulkan,” kata Buya Yahya.

“Tidak sebaliknya. Ramadhan adalah bulan istimewa, bulan luar biasa. Tapi, nggak ada haji, nggak ada kurban,” tambahnya.

“Tapi, kalau 10 awal Dzulhijjah lihat ada haji, ada kurban, ada puasa, sholat juga ada,” jelasnya.

Sehingga, hal itulah yang kemudian menjadi kelebihan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

“Makanya kelebihannya 10 awal Dzulhijjah, di situ tersimpulkan semua ibadah yang bertebaran di sepanjang satu tahun,” ujarnya.

“Bahkan lebih dari itu, ada amalan yang adanya hanya di 10 awal Dzulhijjah. Haji sama menyembelih kurban. Kemudian, di situ juga ada puasa,” tutur Buya Yahya.

Di sisi lain, keistimewaan 10 hari pertama ini juga dibandingkan dengan jihad.

Disebutkan, bahkan jihad pun tidak dapat dibandingkan dengan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Baca Juga: Selama Masih Hidup, Jangan Tunda Hal Ini, Bisa Jadi Penyelamat di Akhirat Kelak Kata Buya Yahya

“Sampai dikatakan jihad pun tidak bisa mengalahkan amalan yang dilakukan di 10 awal Dzulhijjah,” ujarnya.

“Kecuali orang punya kekayaan, dicurahkan untuk jihad dan dia juga keluar,” tuturnya.

“Habis hartanya, mati di medan laga orangnya. Baru itu menyamai kebaikan-kebaikan yang bisa dilakukan di 10 awal Dzulhijjah,” terang Buya Yahya.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler