Calon Penghuni Surga yang Sudah Tampak di Dunia, Semoga Kita Termasuk Salah Satunya

8 Juni 2022, 19:21 WIB
Ilustrasi berdoa./foto:pixabay.com /

PORTAL SULUT – Bagi umat muslim, surga merupakan tempat terindah yang paling didambakan.

Ada begitu banyak kenikmatan luar biasa yang terdapat di dalamnya, meski begitu tidak semua umat manusia bisa memasukinya.

Hanya mereka yang sesuai dengan kriteria-lah yang bisa menjadi penghuni surga.

Baca Juga: Kemiskinan Tidak Berani Menyentuh Hidup 3 Weton Ini, Hidup Mereka Selalu Hoki Penuh Rezeki

Mungkin selama ini ahli surga yang sudah terjamin oleh Allah adalah Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya seperti abu bakar, Umar, Usman, ali bin Abi Thalib dan lain sebagainya.

Sementara di zaman sekarang ahli surga sepenuhnya menjadi rahasia Allah SWT.

Meski begitu, ada ciri tertentu dari ahli surga yang bisa kita kenali saat masih hidup di dunia, dan ciri ini sudah disebutkan dalam QS. Ath-Thur : 26-27.

“Mereka berkata: “Sesungguhnya kamu dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga, kami merasa takut (akan diazab) (26). Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka” (27).

Dari penjelasan ayat tersebut, kita mendapatkan pencerahan bahwa seorang ahli surga hidupnya selalu penuh dengan kesedihan dan ketakutan.

Akan tetapi kesedihan dan ketakutan yang dirasakan bukan perkara dunia, melainkan bagaimana caranya supaya bisa dekat kepada Allah dan sangat takut dengan masa depannya di akhirat kelak.

Lalu bagaimana sifat dan ciri calon penghuni surga yang sudah nampak di dunia dari penjelasan ayat tersebut?

1. Hamba yang selalu kembali kepada Allah (Sifat Awwab)

Maksudnya adalah orang-orang yang kembali kepada Allah dari segala kemaksiatan.

Oleh Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, “Yang dimaksud awwab adalah, kembali bertaubat dan tidak lagi mengulangi dosanya.”

Begitu juga dengan Ubaid bin Umar, beliau juga menjelaskan; “Awwab adalah mengingat dosa-dosanya terdahulu lalu beristighfar, dan bertaubat kepada Allah SWT.”

Dari sini kita sudah bisa mengetahui bahwasannya, manusia memang tempatnya salah dan lupa.

Akan tetapi sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bertaubat setelah melakukan kesalahan.

2. Hamba yang memelihara aturan Allah (Sifat Hafidz)

Oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan bahwa; “Maksud dari memelihara semua aturan Allah adalah, seorang hamba yang selalu memelihara apapun yang sudah diamanatkan oleh Allah kepadanya. Dan mengerjakan segala sesuatu yang sudah diwajibkan oleh Allah kepadanya.”

Orang-orang yang selalu memelihara aturan Allah, tentu akan menerapkan segala perintah dan menjauhi larangan Allah dalam kehidupan sehari-harinya.

Sehingga orang seperti ini cenderung menghabiskan waktunya untuk selalu berdzikir dan meminta ampun kepada Allah akan segala sesuatu yang diperbuatnya, baik secara sengaja maupun yang tanpa disengaja.

3. Orang yang ragu kepada Allah (Sifat Khasyyah)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa; “Khasyyah adalah orang yang takut kepada Allah dalam kesendiriannya, meskipun tiada orang yang melihatnya selain Allah SWT.”

Takut dalam hal ini adalah rasa cemas, gundah, dan khawatir jika terkena azab Allah akibat melakukan perbuatan maksiat.

Selain itu, orang yang memiliki sifat khasyyah juga khawatir jika Allah tidak menerima amal shalih yang dikerjakannya selama ini.

Seorang hamba yang mempunyai sifat khasyyah akan terus berbuat dan mengerjakan amal shalih karena mereka menganggap amal shalih yang dikerjakannya belumlah seberapa dan akan sangat malu apabila amal shalih tersebut harus dibawah menghadap Allah SWT kelak.

Orang-orang yang memiliki rasa takut seperti inilah yang dijanjikan Allah akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar yakni berupa surgaNya Allah.

4. Hamba yang datang dengan bertaubat (Sifat Inabah)

Syekh abdullah bin Shalih Al-Fauzan pernah mengatakan; “Inabah semakna dengan taubat.”

Baca Juga: Inilah 7 Amalan dari Gus Baha Agar Terhindar dari Ganasnya Siksa Kubur

Akan tetapi para ulama mengatakan bahwa; “Inabah memiliki derajat lebih tinggi daripada taubat. Karena taubat itu memiliki sikap meninggalkan (maksiat), menyesal dan bertekad kuat untuk tidak mengulanginya.”

Adapun makna inabah sudah terkandung didalamnya tiga unsur dalam taubat.

Namun orang yang mempunyai sifat inabah sedikit lebih tinggi derajatnya, karena mereka selalu menerapkan aturan Allah dan sangat takut apabila hendak melakukan kemaksiatan meski sekecil apapun.

Oleh karena itu mari kita semua berdoa, semoga Allah SWT menjadikan kita salah satu hambaNya yang menjadi penghuni surga kelak.

Penjelasan ini dikutip portalsulut.com dari kanal YouTube Jamaah Nurul Qolbi, pada Rabu, 8 Juni, 2022.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta

Terkini

Terpopuler