Hati-hati! Hal Sepele Berakibat Fatal Bagi Orang yang Sakaratul Maut, Jangan Tanyakan Hal Ini kata Gus Baha

3 Juni 2022, 16:21 WIB
Gus Baha mengungkapkan hal-hal yang tidak boleh ditanyakan kepada orang yang sedang sakaratul maut. (Foto Ilustrasi) /pikiran-rakyat.com/

 

PORTAL SULUT — Menuntun atau mengingatkan, kalimat syahadat kepada orang yang sedang sakaratul maut sangat dianjurkan dalam Islam.

Dengan begitu orang yang sedang menghadapi dahsyatnya sakaratul maut senantiasa mengingat nama Allah SWT.

Meski begitu, ada hal-hal yang harus diperhatikan, agar orang yang sedang sakaratul maut mengakhiri hidupnya dengan sebaik-baiknya mati.

Baca Juga: Jangan Lengah! Segera Palingkan, Penyakit Manusia Satu Ini Paling Berbahaya Melebihi Santet kata Gus Baha 

Seperti dalam kajian, ulama muda, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha mengatakan, jika orang yang sedang sakaratul maut sudah menyebut nama Allah, maka tidak boleh menanyakan hal lain.

“Ketika orang tua kamu mau mati, sudah bilang Allah, jangan tanya catatan hutang dimana ya, tabungannya dimana ya, terakhir jawab Mandiri, truss mati,” ucap Gus Baha, seperti dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com, diakses Jumat 1 Juni 2022, dari kanal YouTube Berkah Nyantri diunggah 31 Mei 2022.

Menurut Gus Baha, pertanyaan yang tidak penting bisa berakibat fatal, bagi orang yang sedang sakaratul maut.

Enggak boleh tanya lagi. Sekali ditanya nanti di akhir kalimatnya Mandiri, itu enggak boleh,” ucap Gus Baha mencontohkan.  

Lanjut Gus Baha menjelaskan, pertanyaan yang tidak ada hubungan dengan keselamatan orang yang sedang sakaratul maut, sangat berbahaya.

“Jadi sekali sudah bilang Allah, jangan ditanya lagi. Pak-pak tabungannya di bank mana, enggak boleh. Bahayanya, sekali jawab Mandiri terus mati, berarti akhir kalimatnya Mandiri,” terang Gus Baha. 

Baca Juga: Melakukan Hal Sepele Ini Saat Sakaratul Maut Bisa Bahaya, Begini Cara Paling Selamat menurut Gus Baha

Gus Baha mengatakan, sebetulnya teks Hadist menyebutkan Lailahaillallah.

“Ini pinter Kyai Jawa, lagi-lagi kembali kekultur. Kyai Jawa yang bisa modifikasi kultur. Sebenarnya, kalimat Hadist itu yang masyhur, yang populer Lailahaillallah,” tutur Gus Baha.

Namun menurut Gus Baha, hal itu bukan tanpa dasar yang jelas, melainkan Kyai Jawa mengikuti kitab-kitab dari Arab. 

“Lailahaillallah itu resikonya tinggi, karena disitu kan tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Ada kata lailahail, nah takutnya pas lailaha sudah mati,” terang Gus Baha.

Kata Gus Baha, resiko tersebut berakibat fatal, jika kalimat belum selesai diucapkan kemudian wafat.

“Nah, karena itu ada resiko lailah agak khatam, berarti tiada tuhan. Sehingga ini dianggap riskan, terus Kyai Jawa ngajarin, karena agak kepanjangan ya sudah, Allah, Allah,” jelas Gus Baha.

Menurut Buya Yahya, meski tidak seperti dalam teks panduan, namun ulama mempunya dasar ilmu yang sudah lama ditekuni. 

Baca Juga: Amalan Ini Bisa Menuntaskan Segala Macam Masalah, Baca Saat Berdoa, Ustadz Adi Hidayat: Mustahil Ditolak Allah

“Sudah agak rekayasa, agak ijtihad itu, sebenarnya teks panduanya Lailahaillallah. Tapi Kyai itu paling tahu tentang keadaan Nabi SAW, karena menekuni ilmu lama sekali,” ucap Gus Baha.

Lanjut Gus Baha, selain tiada henti menyebut nama Allah, orang yang sedang sakaratul maut jangan banyak diberi pertanyaan hal-hal di luar tuntunan. 

“Menyebut Allah Allah, supaya itu menjadi akhir kalimah, setelah itu kata kitab-kitab jangan tanya hal lain, sebab sekali ditanya nanti dia akan melafalkan hal lain itu,” ujar Gus Baha.

Wallahu a’lam bish shawab.***

Editor: Randi Manangin

Tags

Terkini

Terpopuler