Jangan Pernah Membisikan Hal Ini kepada Orang yang Sakaratul Maut, Bisa Bahaya kata Gus baha

1 Juni 2022, 05:33 WIB
Gus Baha menyarankan agar tidak menanyakan hal ini kepada orang yang sakaratul maut karena bisa bahaya. (Foto Ilustrasi) /(Facebook Gus Baha Lovers)

PORTAL SULUT — Mengingatkan atau mentalqin kalimat syahadat kepada seseorang yang sedang menghadapi sakaratul maut adalah hal yang dianjurkan bagi umat Islam.

Hal itu bertujuan, agar orang yang menghadapi sakaratul maut mengakhiri hidupnya menyebut nama Allah.

Akan tetapi, ada hal yang perlu diketahui, yaitu setelah mentalqin tidak boleh menanyakan hal lain kepada orang yang sedang sakaratul maut.

Baca Juga: Begini Cara Paling Selamat Hadapi Dahsyatnya Sakaratul Maut ungkap Gus Baha

Mengapa demikian, karena hal yang ditanyakan tersebut bisa mengganggu, sehingga kalimat yang dituntun tidak lagi disebut oleh orang yang sedang menghadapi kematian.  

Hal ini seperti disampaikan, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha, dalam tayangan ceramahnya, dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com diakses Rabu 1 Juni 2022, dari kanal YouTube Berkah Nyantri diunggah 31 Mei 2022.

Gus Baha menyarankan, jika orang yang sedang sakaratul maut sudah menyebut nama Allah, maka tidak boleh menanyakan hal lain.

“Ketika orang tua kamu mau mati, sudah bilang Allah, jangan tanya catatan hutang dimana ya, tabungannya dimana ya, terakhir jawab Mandiri, truss mati. Enggak boleh tanya lagi. Sekali ditanya nanti di akhir kalimatnya Mandiri, itu enggak boleh,” ucap Gus Baha mencontohkan.  

Baca Juga: Tak Cukup Berdoa, Inilah 2 Amalan Meringankan Hebatnya Sakaratul Maut, Anti Mati Jelek kata Ustadz Abdul Somad

Lanjut Gus Baha menjelaskan, pertanyaan yang tidak ada hubungan dengan keselamatan orang yang sedang sakaratul maut, bisa berakibat fatal.

“Jadi sekali sudah bilang Allah, jangan ditanya lagi. Pak-pak tabungannya di bank mana, enggak boleh. Bahayanya, sekali jawab Mandiri terus mati, berarti akhir kalimatnya Mandiri,” terang Gus baha.  

Gus Baha mengatakan, sebetulnya teks Hadist menyebutkan Lailahaillallah.

“Ini pinter Kyai Jawa, lagi-lagi kembali kekultur. Kyai Jawa yang bisa modifikasi kultur. Sebenarnya, kalimat Hadist itu yang masyhur, yang populer Lailahaillallah,” tutur Gus Baha.

Namun menurut Gus Baha, hal itu bukan tanpa dasar yang jelas, melainkan Kyai Jawa mengikuti kitab-kitab dari Arab.  

“Lailahaillallah itu resikonya tinggi, karena disitu kan tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali v. Ada kata lailahail, nah takutnya pas lailaha sudah mati,” terang Gus Baha.

Baca Juga: Dahsyat! Pernah Membaca Surah Ini Dijamin Masuk Surga, Ini Dalilnya kata Gus Baha

Kata Gus Baha, resiko tersebut berakibat fatal, jika kalimat belum selesai diucapkan kemudian wafat.

“Nah, karena itu ada resiko lailah agak khatam, berarti tiada tuhan. Sehingga ini dianggap riskan, terus Kyai Jawa ngajarin, karena agak kepanjangan ya sudah, Allah, Allah,” jelas Gus Baha.

Menurut Buya Yahya, meski tidak seperti dalam teks panduan, namun ulama mempunya dasar ilmu yang sudah lama ditekuni.  

“Sudah agak rekayasa, agak ijtihad itu, sebenarnya teks panduanya Lailahaillallah. Tapi Kyai itu paling tahu tentang keadaan Nabi SAW, karena menekuni ilmu lama sekali,” ucap Gus Baha.

Baca Juga: Hati-hati! Jika Didahului Hal Ini, Suami Bisa Talak 3 Sekalipun Hanya Lewat Surat kata Buya Yahya

Lanjut Gus Baha, selain tiada henti menyebut nama Allah, orang yang sedang sakaratul maut jangan banyak diberi pertanyaan hal-hal di luar tuntunan.  

“Menyebut Allah Allah, supaya itu menjadi akhir kalimah, setelah itu kata kitab-kitab jangan tanya hal lain, sebab sekali ditanya nanti dia akan melafalkan hal lain itu,” ujar Gus Baha.

Wallahu a’lam bish shawab.***

Editor: Randi Manangin

Tags

Terkini

Terpopuler