Berdoa di Dua Waktu ini, Kata Syaikh Abdurrozzaq Al Badr, Semua Hajat Bisa Terkabul

25 Mei 2022, 10:23 WIB
Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr /

PORTAL SULUT - Ada dua waktu berdoa, kata Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr, bisa membuat semua hajat bisa terkabul.

Doa merupakan suatu bentuk permohonan hambanya kepada sang Maha Kuasa lewat kata yang sangat luar biasa. Kita berbisik di bumi, Allah kabulkan dari sana.

Maka dari itu, hendaklah kita selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT agar kiranya dao kita selalu dikabulkan oleh Allah SWT.

Baca Juga: AWAS! Jangan Pernah Lakukan Hal Ini Agar Semua Sedekahmu Tidak Sia-Sia Ujar Gus Baha

Lalu berdoa di dua waktu apa sajakah yang dimaksud Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr?

Dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Yaufid.TV pada Rabu, 25 Mei, 2022.

Pertama, kata Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr, imam naik mimbar untuk khutbah Jum’at hingga selesai sholat.

Yang kedua adalah di waktu sore hari setelah ashar di hari Jum’at.

Beliau menyebutkan 2 waktu ini karena ada hadits dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, bahwa Nabi SAW bersabda, “Di hari Jumat ada satu waktu. Apabila seorang muslim mendapati waktu tersebut ketika sholat, lalu ia berdoa kepada Allah, maka Allah pasti akan mengabulkannya.” (HR. Bukhari no. 6400 dan Muslim no. 852)

Dalam hadits lain, kata Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr, beliau berisyarat dengan tangannya bahwa waktu tersebut sangat singkat.

Apabila seorang mukmin mendapati waktu di hari Jumat ini, dalam keadaan dia sholat, lalu ia berdoa kepada Allah SWT, maka Allah pasti akan mengabulkan perintahnya dan hajatnya.

Waktu ini sangat bagus, ucap Syekh, untuk meraih doa mustajab.

Sebenarnya para ulama memiliki banyak pendapat tentang waktu mustajab di hari Jumat ini. Keduanya telah diisyaratkan oleh Ibnul Qayyim.

1. Sejak khotib naik mimbar hingga sholat selesai.

Sesuai dengan hadits shahih riwayat Muslim. Sebagian menisbatkan hadits ini kepada Nabi SAW dan sebagian lagi kepada sahabat.

Nabi SAW bersabda, “Waktu tersebut adalah antara duduknya imam di atas mimbar hingga sholat selesai.” (HR, Muslim no. 853)

Namun yang benar, hadits ini adalah perkataan sahabat abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu anha hu arda bukan perkataan Nabi SAW.

Berdasarkan hadits ini, banyak ulama yang menguatkan waktu mustajab ini. Yaitu dari naiknya iman ke atas mimbar hingga selesai sholat.

2. Sore hari setelah ashar hingga matahari terbenam.

Dalilnya, kata Syaikh Abdurrozzaq al Badr, adalah lanjutkan hadits yang menyatakan bahwa ada waktu mustajab di hari Jum’at.

Pada hadits tersebut Nabi Saw bersabda, “Waktu tersebut adalah setelah ashar.” (HR. Abu Dawud no. 1048)

Dalam kita “Zadul Ma'ad), Ibnul Qayyim menguatkan pendapat kedua, yaitu setelah ashar.

Tetapi di sini beliau menyebutkan kedua waktu tersebut sekaligus, karena dua-duanya ada dalilnya, ucap Sheikh.

Begitu juga karena perbedaan pendapat ini terkenal di tengah ulama.

Sebagian menguatkan pendapat pertama dan sebagian lain menguatkan pendapat kedua, sambung Syaikh Abdurrozzaq Al Badr.

Beliau menyebutkan dua waktu ini agar seseorang dapat berusaha maksimal mengusahakan doa mustajab.

Berdasarkan hal ini, seorang mukmin, kata Syeikh Abdul Al-Badr, harusnya bersemangat mengaminkan doa khatib.

Karena bisa jadi doanya terkabul dan menepati waktu mustajab, sambung Sheikh.

Begitu juga hendaknya bersemangat untuk memanjatkan doa saat sujud dan sebelum salam pada sholat Jum’at.

Karena dalam hadits, kata Syaikh Abdurrazzaq, Nabi SAW bersabda, “Hingga selesai sholat. Sehingga waktu sebelum salam adalah waktu yang mustajab.”

Perhatikan waktu-waktu mustajab ini, kata Syaikh Abdurrazzaq, di hari Jumat yang luar biasa ini!

1. Saat sujud.

Nabi SAW bersabda, “Keadaan terdekat seorang hamba dengan rabbnya adalah ketika sujud.” (HR. Muslim no. 482)

Baca Juga: Sekeluarga Bisa Berkumpul di Surga Hanya dengan Mengajarkan 6 Amalan ini Syekh Ali Jaber

2. Saat sholat sebelum salam.

Kata Syaikh Abdurrozzaq, Insya Allah ini akan menjadi waktu yang mustajab.

3.   Setelah ashar.

Hendaknya waktu ini dimanfaatkan dengan baik.

Diriwayatkan dari sebagian ulama salaf bahwa mereka dahulu tetap di tempat sholat asharnya sampai maghrib di hari Jum’at, mereka berusaha untuk mendapatkan waktu mustajab setelah ashar ini. 

Mereka tidak keluar masjid untuk sibuk dengan keperluan dunia mereka, sehingga terlewatkan dari waktu mustajab untuk doa mereka.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta

Tags

Terkini

Terpopuler