Hukum Menyikat Gigi, Ustadz Adi Hidayat: Merupakan Amalan Mustahab

11 April 2022, 10:06 WIB
Ustadz Adi Hidayat /YouTube Adi Hidayat Official/


PORTAL SULUT - Bagaimana hukumnya menyikat gigi saat melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan?

Bagi sebagian orang, banyak yang tidak mengetahui mengenai hukum dalam menyikat gigi saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Dalam tausiyah singkatnya ini, Ustadz Adi Hidayat akan menjelaskan mengenai hukum menyikat gigi pada saat melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Baca Juga: Tips Cegah Pasangan Tak Selingkuh, Gus Baha: Gunakan Cara Sederhana Ini

“Menyikat gigi saat bulan Ramadhan merupakan kaidah biasa dan termasuk amalan mustahab dengan catatan,” kata Ustadz Adi Hidayat seperti dilansir portalsulut.com melalui kanal YouTube Audio Dakwah tanggal 4 April 2022.

Dalam pembahasan ini dapat dilihat dalam kitabus siam di halaman 28 dan 29, yang berbunyi:

“Nabi Muhammad SAW berkata kalaulah tidak memberatkan umatku tentu aku akan perintahkan melakukan siwak setiap kali melakukan sholat.”

Disaat melakukan ibadah puasa Ramadhan, para ulama setuju dan menganjurkan kita untuk mengerjakan amalan-amalan mustahab tersebut.

Pada bulan Ramadhan, amalan-amalan puasa ada yang bersifat mujawas atau yang berarti boleh dilakukan contohnya kumur-kumur saat berwudhu, atau saat siang-siang waktu cuaca terik boleh kita berkumur-kumur.

“Kalau kumur-kumur tidak ada alasan, makruh hukumnya karena dikhawatirkan ada air yang masuk nantinya, itu masalah namanya,” kata Ustadz Adi Hidayat sambil tertawa.

Amalan kedua adalah bersifat jaiz yaitu boleh dilakukan, misalnya suntik, tapi bukan suntik vitamin C atau suntik untuk memperkuat tubuh.

Kalau suntik yang memang dianjurkan oleh dokter dan harus diberikan, ini tidak membatalkan puasa contohnya pemberian suntik insulin, vaksin dll, ini hukumnya boleh.

Baca Juga: MASYA ALLAH, 2 Amalan ini yang Bisa Membuat Kita Memperoleh Lailatul Qadar, Ustadz Abdul Somad: Segera Lakukan

Amalan yang bersifat makruh artinya jika dilakukan tidak berdosa tetapi Allah SWT tidak menyukai amalan tersebut.

Contoh dari amalan makruh adalah sering-sering mencium bau masakan ketika memasak, mencoba makanan asin atau tidak, dan melembutkan makanan bayi melalui mulut.

Selain itu ada amalan mustahab, yang sangat dianjurkan dan amalan ini berpahala jika dikerjakan, bila ditinggalkan tidak berdosa, diantaranya adalah bersiwak.

“Jadi siwak ini menyikat gigi, boleh menggunakan kayu, boleh menggunakan sikat gigi, tapi yang dianjurkan itu jangan menggunakan pasta gigi yang banyak mengumpulkan ludah, karena jika menggunakan pasta seperti itu dikhawatirkan ludah ikut tertelan, maka menjadi makruh hukumnya,” kata Ustadz Adi Hidayat mengakhiri tausiyahnya.***

Editor: Randi Manangin

Tags

Terkini

Terpopuler