Anak Demam Tinggi Gejala Awal Campak, WASPADA! Ini Ciri dan Penanganannya

- 27 Januari 2023, 05:36 WIB
Anak Demam Tinggi Gejala Awal Campak, WASPADA! Ini Ciri dan Penanganannya
Anak Demam Tinggi Gejala Awal Campak, WASPADA! Ini Ciri dan Penanganannya /Pixabay / congerdesign/

PORTAL SULUT - Orang tua diminta waspada jika anak demam tinggi. Demam tinggi merupakan salah satu ciri penyakit Campak.

Seperti diketahui, sebanyak 12 provinsi melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular Campak.

Penyakit Campak nyatanya bukan sekedar penyakit menular biasa, pada tahap yang sangat parah, Campak dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian.

Baca Juga: Pengumuman Penting Buat Peserta Kartu Prakerja 2023, Ternyata...

Lantas bagaimana ciri-ciri penyakit campak?

Orang tua wajib waspada jika anak anda mengalami gejala seperti ini.

Campak tergolong penyakit berbahaya dan menular yang dapat menyebabkan komplikasi yang berujung pada kematian, penyebarannya sangat mudah melalui saluran pernafasan.

Para orangtua sebaiknya waspada dan memahami gejala terkait penyakit ini agar segera bisa mengambil langkah-langkah penanganan.

Yuks simak informasi lengkap seputar campak berikut ini, sebagaimana disarikan dari berbagai sumber.

Apa itu penyakit campak?

Mengutip dari Mayo Clinic, campak atau tampek (measles) adalah infeksi pada bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh virus RNA - virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk rantai ganda berpilin - yang termasuk famili Paromyxavirus.

Penularan umumnya terjadi melalui percikan liur yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi saat ia bersin dan batuk. Siapa pun yang menghirup percikan liur tersebut akan tertular campak. Virusnya sendiri bisa bertahan selama lebih dari 2 jam di udara dan dengan mudah menempel pada benda-benda. Penularan virus ini juga dapat terjadi ketika seseorang menyentuh hidung, mulut atau mata setelah memegang permukaan benda yang terkontaminasi.

Virus ini mudah hinggap pada orang yang ketahanan tubuhnya sedang lemah, belum pernah terkena campak, dan belum pernah mendapatkan vaksin campak.

Setelah terpapar, selama 2-3 hari virus akan mengalami viremia primer, yaitu menyebar dari saluran napas ke seluruh pembuluh darah dan menginfeksi tubuh.

Faktor risiko campak

Mengutip Healthy Children, selain melalui paparan, berikut kondisi bayi atau anak yang berisiko terkena campak:
• Bayi di bawah usia 12 bulan yang tidak imunisasi
• Bayi belum mendapatkan vaksin campak
• Bayi yang tinggal di area pada penduduk
• Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif
• Perjalanan ke negara dengan tingkat campak tinggi
• Defisiensi vitamin A

Gejala

Dilansir dari Mayo Clinic, gejala campak yang paling awal muncul adalah:
• demam tinggi hingga 40 Celsius,
• mata merah dan berair, dan sensitif terhadap cahaya
• Menyerupai gejala pilek seperti bersin, batuk kering, hidung beringus, dan sakit tenggorokan;
• sensitif terhadap cahaya,
• mudah lelah, Lemas dan letih;
• Tidak bersemangat dan kehilangan selera makan
• Sakit dan nyeri;
• Diare atau/dan muntah-muntah; dan

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini Jumat 27 Januari 2023, Cek Daerahmu!

Dua atau tiga hari setelah gejala awal campak muncul, menyusul gejala selanjutnya, yaitu muncul bintik-bintik putih keabuan di mulut dan tenggorokan.

Setelah itu, muncul ruam berwarna merah kecokelatan yang diawali dari sekitar telinga, kepala, leher, dan menyebar ke seluruh tubuh.

Ruam kulit ini muncul 7-14 hari setelah paparan dan dapat bertahan selama 4-10 hari.
Sementara demam tinggi akibat penyakit ini biasanya akan mulai turun pada hari ketiga setelah ruam muncul.

Setelah demam turun, bercak berubah menjadi cokelat kehitaman dan akan menghilang beberapa hari sampai minggu sesudahnya.

Komplikasi

Campak merupakan penyakit menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi dan anak-anak, antara lain infeksi telinga, kebutaan, bronchitis, pneumonia, encephalitis (radang otak).

Komplikasi pada campak yang paling parah adalah bronchitis (mengganggu pernapasan) dan radang otak. Jika sudah sampai mengalami radang otak, biasanya penderita tidak akan bisa sembuh total dan meninggalkan gejala sisa seperti kecacatan.

Angka kematian yang disebabkan campak pun ada, yakni sekitar 0,2% dari kasus campak yang ada.

Berikut ini beberapa kalangan yang berisiko mengalami komplikasi, yaitu:
• Bayi di bawah usia satu tahun;
• Memiliki kondisi medis tertentu, seperti terkena penyakit kronis; dan
• Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Pencegahan

1. Pemberian vaksin campak dan dilanjutkan dengan vaksin gabungan untuk campak, gondongan, dan rubella (vaksin MMR). Vaksinasi MMR diberikan dua kali. Pertama, diberikan ketika Si Kecil berusia 15 bulan dan dosis vaksin MMR berikutnya diberikan saat mereka berusia 5–6 tahun atau sebelum memasuki masa sekolah dasar. Vaksin memiliki fungsi yang cukup penting dalam mencegah campak.

2. Membatasi bepergian. Pada orang yang terserang campak, disarankan untuk tetap di rumah sampai gejala mereda guna mencegah penularan penyakit.

Pengobatan

Campak dapat sembuh tanpa pengobatan dalam beberapa hari. Namun untuk membantu meredakan gejala campak, berikut ini perawatan yang bisa dilakukan:
• Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi;
• Batasi kontak dengan lingkungan sekitar
• Banyak istirahat dan hindari sinar matahari selama mata masih sensitif terhadap cahaya; dan
• Minum obat penurun demam dan obat pereda sakit serta nyeri.
• Minum suplemen Vitamin A sesuai resep dokter

Baca Juga: Gunakan 3 Bahan Alami Ini, Ketombe Hilang Tanpa Bekas!

Kapan harus periksa ke dokter?

Segera hubungi dokter jika anak menunjukkan gejala-gejala seperti di bawah ini:
• Demam tinggi yang semakin parah
• Sulit dibangunkan
• Linglung atau terus-menerus mengigau
• Kesulitan bernapas dan keluhannya tidak membaik setelah Anda membersihkan hidungnya
• Mengeluhkan sakit kepala parah
• Mengeluarkan cairan kuning dari mata
• Masih mengeluhkan demam setelah hari keempat ruam timbul
• Terlihat sangat pucat, lemah, dan lunglai
• Mengeluhkan sakit telinga

Jadi, apa Sobat Sehatku masih ragu memberikan perlindungan vaksin untuk si buah hati? Yuk, vaksin anak kita sesegera mungkin!

Semoga artikel ini bermanfaat.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x