Network
PORTAL SULUT- Berikut ini faktor yang mampu meningkatkan resiko miom dan hal apa saja yang perlu diperhatikan dan dilakukan usai miom terdeteksi.
ketika terdapat benjolan tumbuh pada bagian luar maupun dinding rahim, benjolan ini disebut dengan miom.
Miom dikenal dengan istilah fibroid rahim, yakni tumor yang bersifat jinak yang bisa menyebabkan gejala ringan hingga berat.
Baca Juga: Pantas Saja Hidupmu Susah dan Rezekimu Seret, 10 Kebiasaan Sepele Ini yang Jadi Biang Keroknya!
Wanita usia produktif yakni 30-40 tahun adalah yang paling berpotensi mengalami miom di rahim, tidak terkecuali pada waktu hamil.
Sebenarnya miom kemungkinan besar sudah ada sebelum hamil namun baru terdeteksi saat hamil karena menjalani USG.
Walau pertumbuhan miom belum diketahui penyebabnya, sejumlah faktor berikut mampu menjadi peningkat resiko.
Dikutip Portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Halosehat pada 17 Agustus 2022
1. Riwayat miom anggota keluarga
Memiliki anggota keluarga seperti ibu atau nenek yang pernah mengalami pertumbuhan miom, maka kemungkinan seorang wanita mengalaminya juga saat besar.
Miom tumbuh sebelum hamil dan saat hamil sangat berpotensi juga ketika memiliki kaka maupun adik yang juga mengalami hal serupa.
2. Pengaruh hormon
Di dalam tubuh hormon, terdapat dua hormonn yang paling berperan besar yakni estrogen dan progesteron.
Keduanya adalah hormon yang dihasilkan oleh ovarium dan menjadi hormon yang bertanggung jawab atas siklus mestruasi.
Namun selain berperan dalam siklus menstruasi, keduanya adalah hormon yang juga mampu merangsang miom untuk tumbuh di dinding rahim.
3. Kehamilan
Miom yang tumbuh saat hamil dapat disebabkan oleh kehamilan itu sendiri, karena ketika seorang wanita hamil artinya produksi hormon progesteron dan estrogen lebih tinggi dari biasanya.
Hal ini kemudian meningkatkan resiko pertumbuhan miom baru, terutama bagi wanita yang sebelumnya sudah pernah mengalami miom.
4. Kekurangan vitamin D
Salah satu faktor yang mampu menyebabkan pertumbuhan miom saat hamil adalah tubuh ibu hamil yang kekurangan vitamin D.
Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa miom terjadi karena tubuh tidak memperoleh vitamin D secara memadai.
Vitamin D sendiri bisa didapat dengan berjemur dibawah sinar matahari pagi, minum suplemen(pastikan konsultasi pada dokter leboh dahulu), atau makan makanan yang kaya vitamin D.
5. Obesitas
Jika sebelum hamil seorang wanita mengalami obesitas, faktor satu ini mampu meningkatkan resiko pertumbuhan miom.
Sel-sel lemak berperan dalam membuat produksi hormon estrogen lebih banyak sehingga perubahan hormon ini kemudian memicu pertumbuhan miom.
Miom yang baru tumbuh atau berukuran kecil biasanya tidak menampakkan gejala, sehingga banyak wanita yang sebenarnya memiliki miom tidak menyadarinya.
Miom baru akan menimbulkan gejala ketika ukuran semakin besar dengan jumlah yang semakin banyak atau juga bisa berdasarkan pada lokasi pertumbuhannya.
Ketika hamil, gejala kemungkinan lebih dirasakan karena hormon estrogen yang meningkat sehingga miom membesar.
Miom bahkan tetap bisa berakibat pada persalinan prematur hingga keguguran apabila tumor semakin besar atau menyebar semakin banyak.
Baca Juga: MUSTAJAB! Bagi Pencari Kerja Lakukan Sholat Ini Kata Ustadz Abdul Somad: Hajat Apapun Diterima Allah SWT
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan usai miom terdeteksi saat hamil yaitu :
Pertama, memeriksakan diri secara rutin dengan menempuh USG agar dokter bisa memantau perkembangan miom.
Kedua, mengompres dingin panggul atau perut bawah dan bagian tubuh lain yang terasa tidak nyaman dan nyeri.
Ketiga, beristirahat lebih banyak dan mengurangi kegiatan pastikan tubuh tidak terlalu lelah maupun stres.
Keempat, mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dengan memperbaiki asupan makanan dan minuman selama hamil serta melakukan olahraga ringan untuk ibu hamil.***
