Hidrosefalus Pada Anak: Ketahui Gejala dan Cara Penanganannya

- 18 Juni 2022, 07:40 WIB
Hidrosefalus Pada Anak/Sumber: Mom Junction
Hidrosefalus Pada Anak/Sumber: Mom Junction /

PORTAL SULUT - Kasus hidrosefalus (hydrocephalus) pada anak cukup sering ditemui di sekitar kita.

Namun minimnya informasi membuat sebagian orang tua masih menganggap sepele atau tidak tahu apa yang harus dilakukan menghadapi kondisi ini.

Hidrosefalus adalah kondisi yang ditandai oleh ukuran kepala bayi/anak yang membesar secara tidak normal.

Baca Juga: Manfaat Kapulaga Untuk Kesehatan, Tanaman Herbal Yang Mempunyai Banyak Khasiat

Mengutip dari American Association of Neurological Surgeons, kondisi ini bisa terjadi akibat adanya penumpukan cairan di dalam rongga ventrikel otak sehingga menyebabkan otak membengkak.

Normalnya, cairan serebrospinal ini akan mengalir melalui otak dan sumsum tulang belakang lalu diserap oleh pembuluh darah.

Sayangnya, tekanan pada cairan serebrospinal yang terlalu banyak ini dapat merusak jaringan otak sehingga menyebabkan berbagai masalah terkait fungsi otak.

Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan gangguan kesehatan lainnya pada penderitanya.

Hampir semua bagian tubuh anak akan terkena dampak hidrosefalus, mulai dari gangguan tumbuh kembang hingga penurunan kecerdasan anak. Hidrosefalus dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada otak dan rongga kepala anak.

Itulah sebabnya, penting bagi Sobat Sehatku untuk mengenali gejala apa saja yang mungkin terjadi bila anak mengalami kondisi ini agar bisa sesegera mungkin mencari pertolongan medis.

Apa saja tanda dan gejala hidrosefalus?

Sobat Sehatku, gejala hidrosefalus pada anak yang paling umum adalah pembesaran ukuran kepala dari ukuran normal, namun gejala cenderung berbeda-beda tergantung dari usia anak.

Gejala hidrosefalus pada bayi baru lahir atau anak usia kurang dari satu tahun

Berbagai gejala hidrosefalus pada bayi baru lahir atau anak usia kurang dari satu tahun, antara lain:
• Muncul benjolan lunak tidak normal dan sangat terlihat di bagian atas kepala (ubun-ubun/fontanel)
• Perubahan cepat lingkar kepala
• Ukuran lingkar kepala sangat besar lebih dari yang seharusnya
• Kulit kepala yang tipis dan mengkilap dengan aliran darah vena yang mudah terlihat
• Ukuran besar kepala tidak normal
• Pandangan mata ke bawah
• Bayi menangis, rewel, atau mudah marah

Baca Juga: Selain Menyegarkan, Ternyata Air Kelapa Juga Sangat Menyehatkan, Berikut Manfaatnya untuk Kesehatan

• Mudah mengantuk
• Tidak mau makan atau nafsu makan menurun
• Sering muntah
• Kejang tubuh
• Penurunan kekuatan otot atau tubuh bayi melemah
• Pertumbuhan tubuh tidak berjalan dengan baik

Gejala hidrosefalus pada balita

Selain ditandai dengan pembesaran ukuran kepala, gejala hidrosefalus pada anak usia 1 sampai 5 tahun yang perlu diwaspadai meliputi:
• Sakit kepala
• Menangis sebentar tapi suaranya meninggi
• Mata juling
• Penglihatan kabur
• Perubahan struktur wajah
• Pertumbuhan terhambat
• Mudah mengantuk
• Susah makan
• Keseimbangan tubuh tidak stabil
• Kehilangan koordinasi otot
• Mudah marah
• Kemampuan kognitif terganggu
• Kejang otot
• Mual dan muntah
• Sulit berkonsentrasi
• Inkontinensia urin (kesulitan menahan buang air kecil)
• Kemampuan di sekolah menurun
• Mengalami keterlambatan atau masalah dengan kemampuan yang sudah mampu dilakukan sebelumnya, seperti belajar berjalan dan berbicara

Kapan harus periksa ke dokter?

Melansir Mayo Clinic, berikut tanda dan gejala yang “memaksa” Sobat Sehatku untuk segera memeriksakan buah hati ke dokter:
• Sering berteriak dengan nada tinggi/melengking
• Kesulitan mengisap dan menyusu
• Sering muntah tanpa diketahui sebabnya
• Berbaring terus dan enggan menggerakkan kepala
• Sulit bernapas dengan lancar
• Tubuh kejang-kejang

Munculnya satu atau lebih tanda tersebut sebaiknya tidak dianggap sepele karena berisiko mengarah pada hidrosefalus.

Oleh sebab itu, penting untuk mendapatkan diagnosis beserta perawatan yang tepat dan cepat dari pihak medis.

Baca Juga: 12 Manfaat Jahe Merah Untuk Kesehatan

Apakah ada komplikasi atau efek jangka panjang hidrosefalus?

Komplikasi atau efek jangka panjang yang ditimbulkan dari hidrosefalus bervariasi dan tergantung beberapa faktor antara lain masalah medis yang mendasarinya, keparahan gejala sejak awal, dan kecepatan waktu diagnosis dan penanganan.

Berikut beberapa komplikasi pada bayi dengan hidrosefalus bawaan:
• Mengalami masalah pada koordinasi fisik
• Mengalami masalah penglihatan
• Perhatian bayi terbatas
• Autisme
• Kesulitan dalam belajar
• Mengalami masalah dalam bicara

Jika dibiarkan, komplikasi ini bisa menghambat tumbuh kembang bayi.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis hidrosefalus?

Pemeriksaan terkait hidrosefalus biasanya ditentukan dari kondisi fisik secara umum, neurologis atau saraf, dan tes pencitraan otak.

Pemeriksaan pencitraan otak yang biasa digunakan sebagai berikut:
1. Ultrasonografi (USG)
USG adalah pemeriksaan dengan melibatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi. USG untuk memeriksa hidrosefalus pada bayi dapat dilakukan sejak bayi masih berada di dalam kandungan.
2. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang radio dan medan magnet. Tes ini bertujuan guna menghasilkan gambar mengenai kondisi otak yang lebih detail. Selain itu juga untuk mencari tahu penyebab hidrosefalus atau kondisi medis lainnya yang turut andil terhadap gejala.
3. Computerized tomography (CT) scan
CT scan adalah pemeriksaan dengan bantuan sinar-X untuk memberikan gambaran mengenai kondisi otak.

Apa saja pilihan pengobatan untuk hidrosefalus?

Hidrosefalus ditangani dengan operasi. Tujuannya adalah untuk mengembalikan dan menjaga kadar cairan di dalam otak. Metode operasi yang biasanya diterapkan pada pasien hidrosefalus adalah:

1. Sistem shunt
Sistem shunt adalah prosedur bedah dengan menempatkan kateter (tabung dengan katup) di dalam otak.
Kateter tersebut bertujuan untuk mengeluarkan cairan serebrospinal yang berlebihan dari otak ke bagian tubuh lain seperti perut, rongga dada, dan ruang jantung sehingga membantu menjaga cairan serebrospinal pada otak anak dalam batas normalnya.
Beberapa penderita hidrosefalus memerlukan shunt seumur hidupnya. Oleh sebab itu, pemeriksaan rutin perlu dilakukan guna memastikan shunt tetap bekerja dengan baik.

2. Ventrikulostomi
Ventrikulostomi atau pengeringan ventrikuler adalah prosedur bedah singkat pada bagian kepala untuk menyisipkan alat yang berfungsi menyerap cairan serebrospinal yang menumpuk di dalam otak. Prosedur ini sering diterapkan pada hidrosefalus yang disebabkan oleh penyumbatan di dalam rongga otak.

Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila Sobat Sehatku menemukan tanda dan gejala tersebut pada anak-anak tercinta. Semakin dini terdeteksi dan semakin cepat ditangani diharapkan peluang hidrosefalus dapat diatasi juga semakin meningkat.

Semoga artikel ini bermanfaat.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah