Filsafat Cinta Fahrudin Faiz, Semakin Dalam Cinta Semakin Kuat Rasa Sakitnya

- 15 Oktober 2021, 19:40 WIB
ADr. Fahrudin Faiz
ADr. Fahrudin Faiz /UIN.ac.id

Namun meskipun demikian, semakin dalamnya rasa akan semakin besar sakitnya. Demikian Fahrudin Faiz mengutip Leondardo da Vinci.

“Saki itu nggak harus nunggu putus lho ya … cinta itu kan perjuangan, cinta itu pengorbanan,” tegas Fahrudin Faiz.

Yang pertama dikorbankan dalam cinta adalah ego. Dan itulah bagian paling menyakitkan.

“Kamu ingin A, B, C. Tapi karena dia kamu harus ganti D, E, F. Lha itu kan pengorbanan, dan itu sakit” contoh Fahrudin Faiz.

Tapi sakitnya cinta itu sesungguhnya nikmat. Seperti menegak racun dengan cita rasa madu. Hanya saja ini deketahui oleh orang yang pernah mengalaminya.

Apabila ingin bercinta secara cerdas, Fahrudin Faiz berkata, tidak ada yang bisa dicintai atau dibenci sebelum dimengerti.

Seseorang tak punya hak untuk mencintai atau membenci sesuatu tentangnya. “Cinta yang besar, berasal dari pengetahuan yang dalam,” kata penceramah filsafat itu.

Sekiranya Anda hanya mengetahui sedikit, maka cinta Anda pun sedikit. Bahkan barangkali itu bukan cinta.

Kata Leonardo da Vinci seperti yang dikutip Fahrudin Faiz: tak kenal maka tak sayang. Terdengar klise, tapi maknanya begitu kuat.

Kenal itu bukan sekadar Anda tahu alamat rumahnya atau Anda tahu namanya. Lebih dari itu, adalah memahami ihwal dirinya.

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah