Inilah Penyebab Stres Bisa Menyebabkan Penurunan Berat Badan

28 September 2022, 20:31 WIB
Ilustrasi. Stres dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang /pixabay

PORTAL SULUT – Stres dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang dan menyebabkan perubahan perilaku.

Pada beberapa orang, stres dapat menyebabkan perubahan berat badan.

Setiap orang mengalami stres dari waktu ke waktu. Pekerjaan, keuangan, hubungan, dan perubahan hidup semuanya dapat menyebabkan stres.

Baca Juga: Dosa Penyuka Sesama Jenis Benarkah Takkan Diampuni? Ini Jawaban Buya Yahya

Stres mempengaruhi banyak proses tubuh, dan kadang-kadang juga dapat menyebabkan perubahan dalam kebiasaan makan seseorang.

Mereka mungkin mulai makan berlebihan atau mengalami kehilangan nafsu makan.

Berikut bagaimana stres mempengaruhi tubuh dan berat badan seperti dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari Medical News Today.

 

Stres dan penurunan berat badan

Stres mempengaruhi hampir setiap area tubuh. Beberapa efek yang dimilikinya pada sistem dan proses tubuh dapat menyebabkan penurunan berat badan dengan cara yang berbeda.

Stres dan pilihan makanan yang buruk sebagai akibat dari stres dapat berkontribusi pada peradangan yang meluas dan penurunan berat badan.

Peradangan ini dapat menyebabkan aktivasi saraf vagus, yang memengaruhi cara usus memproses dan memetabolisme makanan.

Ketika tubuh sedang stres, sistem saraf simpatik memicu pelepasan epinefrin, juga disebut adrenalin, dari kelenjar adrenal.

Aliran epinefrin mengaktifkan respons melawan-atau-lari tubuh, yang mempersiapkan seseorang untuk melarikan diri atau melawan ancaman yang akan datang.

Epinefrin menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan pernapasan menjadi lebih cepat, yang dapat membakar kalori.

Selain itu, mengubah cara usus mencerna makanan dan mengubah kadar glukosa darah.

Sumbu Hipotalamus Hipofisis Adrenal (HPA) mengontrol respons tubuh terhadap stres, yang memengaruhi kadar kortisol.

Baca Juga: Meski Pekerja Keras dan Sudah Banting Tulang Namun Weton Ini Sulit Kaya

Ketika tubuh sedang stres, kelenjar pituitari memberi sinyal ke kelenjar adrenal untuk melepaskan kortisol.

Hormon ini meningkatkan bahan bakar tubuh untuk energi dengan melepaskan asam lemak dan glukosa dari hati.

Kortisol juga membantu mengatur respon imun tubuh dan mengurangi peradangan.

Stres kronis merusak fungsi sumbu HPA, menyebabkan perubahan metabolisme dan kebiasaan makan.

Stres juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Stres mempengaruhi komunikasi antara otak dan sistem gastrointestinal (GI), membuat gejala GI lebih jelas.

Stres mempengaruhi semua bagian dari sistem GI, termasuk kerongkongan (pipa makanan), lambung, dan usus.

Stres dapat menyebabkan gejala GI, seperti mulas atau refluks, kesulitan menelan, kembung, sakit perut, mual, muntah, nafsu makan meningkat atau menurun, diare, sembelit dan kejang otot.

Gejala-gejala ini dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan.

 Baca Juga: Gus Baha Larang Pelihara Hewan Ini, Ternyata Begini Alasannya

Bisakah stres menyebabkan kenaikan berat badan?

Stres juga dapat menyebabkan penambahan berat badan meskipun ada intervensi diet dan olahraga.

Riset menunjukkan bahwa stres dapat menyebabkan kurang tidur, nafsu makan meningkat, mengidam makanan yang tidak sehat dan berkurangnya motivasi untuk terlibat dalam aktivitas fisik.

Semua faktor ini dapat menyebabkan penambahan berat badan atau menghambat intervensi penurunan berat badan.

Seseorang harus berusaha untuk mengikuti rutinitas olahraga mereka sebanyak mungkin. Aktivitas fisik bermanfaat untuk menjaga kesehatan fisik dan berat badan yang moderat, dan juga baik untuk pikiran.

Olahraga dapat mengurangi kelelahan dan meningkatkan fungsi kognitif secara keseluruhan.

Ini juga meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan mood, dan mengurangi stres. Bahkan hanya 5 menit aktivitas aerobik dapat menghasilkan efek yang nyata.***

Editor: Ralki Sinaulan

Tags

Terkini

Terpopuler