PORTAL SULUT - Ternyata ada jenis makanan yang bisa membatalkan wudhu.
Jenis-jenis makanan yang bisa membatalkan wudhu ini diungkapkan oleh Ustadz Adi Hidayat.
Dalam salah satu ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasan mengapa makanan tersebut bisa membatalkan wudhu.
Baca Juga: 5 Weton Ini Sering Mendapatkan Kegagalan Sebelum Kesuksesan Menghampiri, Kamu Termasuk
Lantas, makanan seperti apakah yang bisa membatalkan wudhu itu?
Dilansir Portalsulut.com di kanal YouTube Jejak Wali pada Kamis 7 Juli 2022, berikut ulasannya.
Setiap umat muslim diwajibkan melakukan wudhu sebelum mengerjakan shalat.
Salah satu tujuan berwudhu adalah agar seluruh badan kita bersih dari najis atau kotoran yang masih menempel.
Kemudian, ada juga hal-hal atau perlakuan yang bisa membatalkan wudhu, salah satunya karena makanan.
Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya, mengatakan bahwa makanan yang bisa membatalkan wudhu itu adalah daging unta.
Baca Juga: Inilah 5 Kunci Agar Pekerjaan Lancar dan Rezeki Berkah, Menurut Mbah Moen
Hal ini dijelaskan Ustadz Adi Hidayat sembari menjelaskan cerita seorang sahabat yang bertanya kepada nabi tentang makanan apa yang bisa membatalkan wudhu.
"Ya Rasulullah, apakah makan unta bisa membatalkan wudhu, maka Rasulullah menjawab ya," ungkap Ustadz Adi Hidayat menjelaskan.
"Maka berwudhulah ketika Anda memakan unta," lanjutnya.
Melalui percakapan seorang sahabat dengan Rasulullah itu kemudian orang-orang di Arab memahami secara tekstual jika memakan unta bisa membatalkan wudhu.
Sedangkan makanan selain unta, diperkenankan atau tidak membatalkan wudhu.
Namun, Ustadz Adi Hidayat mengatakan jika secara kontekstual atau secara realistis, maka bukan melihat pada untanya tapi melihat pada jenis makanannya.
Artinya, sebaiknya berwudhu kembali jika sudah memakan makanan yang mempunyai sifat seperti daging unta yang jika dimakan masih menyisakan bau yang tidak sedap.
"Misalnya seperti jengkol dan saudaranya, ya kan," kata Ustadz Adi Hidayat.
"Jangan dipaksakan, misalnya bawang yang sekiranya menghasilkan bau tidak sedap," lanjutnya.
"Anda pribadi merasa tidak sedap, bagaimana jika mau bertemu dengan Allah dalam konteks shalat," tutupnya.***