Kisah Inspiratif: Sang Kakek Bijak dan Seorang Pemuda, Pesan Moral dari Segenggam Garam

11 Mei 2022, 13:15 WIB
Ilustrasi Kisah Inspiratif: Sang Kakek Bijak dan Seorang Pemuda, Pesan Moral dari Segenggam Garam /Husni habib /Pixabay

PORTAL SULUT - Menarik kisah inspiratif sang kakek bijak dan seorang pemuda tentang segenggam garam.

Kisah ini sangat menarik atas anak muda yang dirundung masalah yang bertemu sang kakek bijak.

Mereka yang berbahagia adalah yang mampu mengubah masalah menjadi hikmah, seberat apapun bebanmu.

Baca Juga: Cerpen: Sebuah Kisah Tentang Kehidupan Si Tukang Mimpi dan Tukang Main Game

Percayalah bahwa semua itu tak pernah melebihi batas kemampuan mu.
Ada cerita menarik yang akan meningkatkan energimu dan menguatkan mentalmu.

Dilansir chanel youtube Celah Terang, suatu ketika hiduplah seorang kakek tua yang bijak, pada suatu pagi hari ia didatangi seorang tamu anak muda yang sedang dirundung masalah.

Langkahnya lemas dan wajahnya kelihatan kusam, keadaan tubuhnya tak karuan, penampilannya berantakan.

Ia sepertinya sedang menghadapi sebuah masalah yang sangat menyusahkan hatinya, begitu ia bertemu dengan sang kakek bijak itu ia segera menceritakan semua permasalahan yang dihadapi.

Sang kakak yang bijak hanya mendengarkannya menset semua, begitu tamunya selesai mengungkapkan segala isi hatinya sang kakek lalu mengambil segenggam garam dan meminta kepada pemuda itu untuk mengambil segelas air.

Ditaburkannya garam itu kedalam gelas lalu diaduknya perlahan. Lalu sang kakek menyuruh pemuda itu untuk meminumnya.

Setelah diminum sang kakek bertanya kepada pemuda, bagaimana rasanya.

Jawab pemuda itu rasanya pahit pahit, sambil pasang muka penasaran. Kakek bijak itu tersenyum lalu ia mengajak tamunya berjalan-jalan di hutan sekitar rumahnya.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Sebongkah Batu!

Sang kakek bijak dan pemuda itu berjalan berdampingan setelah melakukan perjalanan yang cukup lama akhirnya mereka tiba di tepi sebuah telaga yang tenang.

Kakek itu kembali menaburkan Segenggam garam ke dalam telaga itu dengan sepotong kayu.

Sang kakek mengaduk air telaga sehingga sebagian airnya muncrat membasahi wajah anak muda itu.

Sekarang coba ambil air dari telaga ini dan minumlah ujar sang kakek, Anak muda itu menuruti apa yang diminta Pak Tua, ya pemuda itu segera meminum beberapa teguk air telaga.

Begitu anak muda itu selesai meneguk air telaga sang kakek bijak berkata lagi, bagaimana rasanya?

Ssegar sekali kakek, kata anak muda itu. Apakah engkau bisa merasakan garam di dalam air itu, tanya sang kakek. Tidak jawab si anak muda.

Dengan bijak sang kakek legendaris itu meluncurkan aksinya ia menepuk-nepuk pundak si pemuda itu dan mengajaknya duduk berhadap-hadapan dengan gaya posisi bersimpuh di samping Telaga.

Anak muda dengarkanlah ucapanku, pahitnya kehidupan yang engkau rasakan saat ini adalah seperti segenggam garam, jumlah dan rasa pahit itu sama dan memang akan tetap sama.

Tetapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki, ingat itu anak muda kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.

Kepahitan itu tergantung dari di tempat kita meletakkan segalanya, itu semua tergantung pada hati kita anak muda. Jadi ketika engkau merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang engkau lakukan untuk mengatasinya.

Yaitu, lapangkanlah dadamu untuk menerima semuanya, luaskan hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu, sambil sang kakek legendaris itu kembali memberikan nasehat menyentuh dada anak muda itu dan mengeluarkan.

Baca Juga: Tes Psikologi Cinta: Tebak Gambar Menghadap Kedepan Atau Kebelakang, Akan Terungkap Kisah Cintamu

Hatimu adalah wadah itu perasaanmu adalah tempat itu qolbumu adalah tempat kamu menampung segalanya

Jadi jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.

Anak muda itu mengangguk dan tersenyum penuh dengan kepuasan, ia sudah memahami apa yang telah disampaikan sang kakek bijak kepadanya.

Lalu pemuda itu beranjak pulang dan sang kakek kembali membeli garam di warung karena di dapurnya kehabisan garam.

Ada pepatah mengatakan, dengan senyuman mampu menyelesaikan masalah dan diam mampu membuat terhindar dari masalah.

Ketika terjadi masalah lebih baik segera memperbaikinya dengan mencari solusi sebisa mungkin daripada berlarut-larut dalam kesedihan.

Agar tidak putus asa lihatlah bahwa semuanya wajar dan bisa diupayakan menjadi lebih baik.

Lapangkanlah dadamu, luaskanlah hatimu dan tersenyumlah.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler