3 Cara Pikir dan Kebiasaan Orang Kaya, Lebih Penting Untung Kecil Tapi Konsisten

9 Oktober 2021, 16:31 WIB
Ilustrasi orang kaya /Pexels

PORTAL SULUT – Semua orang ingin mencapai taraf hidup sejahtera dan kaya raya, hidup sehat sampai umur panjang.

Untuk menjadi kaya raya dan sejahtera, perlu pola pikir dan kebiasaan yang dibangun bertahun-tahun lamanya.

Terdapat 3 kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang yang kaya raya. Ini hasil pengamatan sehingga terdapat pola umum dari kebiasaan orang kaya.

Baca Juga: Mau Membaca Garis Tangan Seseorang? Termasuk Kekasihmu? Gampang kok, Begini Caranya

1. Menunda kenikmatan

“Orang-orang dengan penghasilan lebih, adalah mereka yang mampu menahan kenikmatan sesaat,” ujar Fellexandro sebagaimana dikutip Portalsulut.Pikiran-Rakyat.com dari Youtube Fellexandro Ruby.

Ini bisa dilihat dari eksperimen di mana anak-anak yang menunda memakan marshmallow cenderung akan lebih kaya raya di masa depan.

Fellexandro kagum dengan sosok Raditya Dika, yang pada usia 35 tahun sudah mengumpulkan uang pensiunnya.

Keberhasilan Raditya Dika menyiapkan tabungan pensiun karena Raditya Dika punya kebiasaan menunda kenikmatan.

Ketika Raditya Dika mulai punya penghasilan yang bagus, ia menunda untuk membeli barang-barang mewah.

“Pahami bahwa, dalam setiap penghasilan kita hari ini ada titipan dari diri kita di masa depan, keadaan tak terduga, teman atau saudara kurang mampu,” tegas Fellexandro.

Baca Juga: Inilah Weton Beruntung Yang Selalu Bertindak Hati-hati, Menurut Primbon Jawa

Ia mengingatkan kalau kita punya penghasilan 20 juta saat ini, jangan dipakai semua. Simpan sedikit untuk kebutuhan masa depan.

Kesenangan jangka panjang di masa depan, jauh lebih berharga daripada kesenangan sesaat di hari ini.

2. Membeli barang yang produktif

Kita sering melihat orang di sekitar yang pakai barang-barang mewah, yang kerap membuat kita menilai orang tersebut boros.

Padahal ada faktor-faktor di belakangnya yang tidak kita tahu. Sebab yang penting, bukan harga barang tapi nilai atau makna dari barang tersebut.

Karena itu, kita perlu riset dulu sebelum nyinyir atau membeli suatu barang. Pertimbangannya seperti ongkos penggunaan tapi juga return of investment.

Sebab barang tertentu tidak untuk gaya-gayaan. Tapi juga usia pemakaian dan kegunaan yang lebih daripada barang lain.

Untuk mengetahui kegunaan dari suatu barang, kita perlu riset terlebih dahulu. Dengan begitu barang yang dibeli semahal apapun itu, tapi tidak boros.

Baca Juga: Rahasia Garis Pergelangan Tangan, Bisa Ungkap Keberuntungan, Cek Garis Tangan Anda!

Barang yang tepat juga, merupakan aset produktif. “Biasakan investasi di aset produktif, bukan aset konsumtif,” kata Fellexandro.

Aset konsumtif adalah beli handphone sekadar gaya-gayaan, tidak menghasilkan uang.

Banyak orang di luar sana beli jam tangan mahal. Tapi karena jam itu langka, maka nilai jualnya akan semakin tinggi seiring berjalannya waktu. Ketika dijual lagi, harganya bisa berkali lipat lebih mahal.

3. Untung sedikit yang penting konsisten

Jangan tergoda untuk mencari cara cepat menjadi kaya. Lebih baik kita mencari untung yang kecil secara konsisten dan berkali-kali.

Daripada kita mencari untung besar dan banyak tapi hanya sekali-kali. Ini disebut dengan compound effect.

Tidak perlu mengejar keuntungan beratus-ratus juta tapi cuma sekali. Lebih penting mencari keuntungan kecil tapi diterima berkali-kali.

Dalam survey The Economist, hanya 16 % orang kaya karena warisan. Sedangkan 47% orang jadi kaya raya karena memulai bisnis mereka sendiri. Dan 23% kaya raya karena bekerja sebagai professional.

Sebagaimana pepatah populer: “cara mengatur uang menunjukkan bagaimana cara seseorang mengatur kehidupannya.”***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler