Hari Ini Diperingati Rebo Wekasan, Berikut Asal - Usulnya

- 14 Oktober 2020, 11:30 WIB
Warga kampung Kaputren desa Putridalem kecamatan Jatitujuh sedang membuat apem. Apem merupakan tradisi rutin Rebo Wekasan di Bulan Safar.
Warga kampung Kaputren desa Putridalem kecamatan Jatitujuh sedang membuat apem. Apem merupakan tradisi rutin Rebo Wekasan di Bulan Safar. /Portal Majalengka/Pikiran Rakyat/Andra Adyatama

PORTAL SULUT – Istilah Rebo Wekasan saat ini sedang trending di Media Sosial.

Rebo Wekasan jatuh pada hari ini Rabu, 14 Oktober 2020.

Lantas, apa itu Rebo Wekasan?

Dikutip Portal Sulut dari Berita DIY, dari berbagai sumber, Rebo Wekasan merupakan tradisi ritual yang dilaksanakan di hari Rabu terakhir di bulan Safar.

Baca Juga: Lowongan Kerja, PT Yakult Indonesia Buka Beberapa Posisi

Asal-usul tradisi ini bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H) dalam kitab Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid, atau biasa disebut: Mujarrobat ad-Dairobi.

Pada kitab: Al-Jawahir Al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (w. th 970 H) bahwasannya Syaikh al Kamil Fariduddin Sakarkanji berkata:

Sesungguhnya dalam setiap tahun diturunkan 320.000 bencana atau bala dan semuanya diturunkan pada hari Rabu akhir dari bulan Shafar, maka hari itu merupakan hari yang paling berat dalam setahun.

Baca Juga: Daftar BLT UMKM di siapbersamakumkm.kemenkopukm.go.id. Apakah Bisa?

Halaman:

Editor: Ainur Rofik

Sumber: Berita DIY


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x