PORTAL SULUT – Bank Indonesia (BI) telah merilis survei kinerja penjualan eceran pada bulan Maret tahun 2023.
Penjualan eceran pada bulan Maret tahun 2023 meningkat dibandingkan bulan Februari tahun 2023, hal tersebut pun telah didorong pertumbuhan kelompok makanan, minuman dan tembakau, barang budaya dan rekreasi serta sub kelompok sandang.
Survei penjualan eceran meningkat pada bulan Maret tahun 2023 juga tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 215,2 atau tumbuh 4,8% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan Indeks pada bulan sebelumnya yaitu 0.6% (yoy).
Dilansir Portalsulut.com dari akun Instagram resmi Bank Indonesia pada tanggal 16 Maret tahun 2023, berikut beberapa faktor yang membuat pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) meningkat menurut kelompok.
Baca Juga: 8 Tips Membuka Usaha Warung Sembako di Rumah Dari Nol
1. Makanan, minuman dan tembakau bulan Maret tahun 2023 meningkat dengan menyumbangkan 7,5% (mtm) dibandingkan bulan Februari tahun 2023 yang hanya tumbuh -2,5% (mtm)
2. Peralatan informasi dan komunikasi meningkat pada bulan Maret tahun 2023 sebesar 7,2% (mtm) dibandingkan bulan Februari tahun 2023 yaitu -18,6% (mtm).
3. Suku cadang dan aksesoris meningkat 4,9% (mtm) dibandingkan bulan Februari tahun 2023 -1,3% (mtm).
4. Bahan bakar kendaraan bermotor pada bulan Maret tercatat 0,1% (mtm) dan di bulan Februari tahu 2023 -0,7% (mtm).
5. Perlengkapan rumah tangga lainnya meningkat 4,1 % (mtm) dibandingkan bulan Februari tahun 2023 0,2% (mtm).
6. Barang budaya dan rekreasi 4,1% (mtm) dan bulan Februari tahun 2023 -6,7% (mtm).
7. Barang lainnya meningkat pesat pada bulan Maret tahun 2023 sebesar 6,4% (mtm) dibandingkan bulan Februari tahun 2023 0,2% (mtm).
8. Sandang juga mendapatkan peningkatan sebesar 5,3% (mtm) dibandingkan bulan Februari tahun 2023 3,5% (mtm).
Dengan meningkatnya pertumbuhan Indeks Riil (IPR) diatas maka hal tersebut diperkirakan harga bulan Mei dan Agustus tahun 2023 akan mengalami penurunan.
Survei penjualan eceran (SPE) merupakan survei bulanan terhadap 700 pengecer di 10 kota bertujuan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan PDB dari sisi konsumsi.***